64 Proyek P3-TGAI di Madina Diduga Bermasalah, Mencuat Perempuan Inisial F
Baswara Times, Panyabungan – Sebanyak 64 proyek Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) di Kabupaten Mandailing Natal (Madina) diduga bermasalah. Selain karena kualitas bangunan yanh tidak sesuai peraturan juga adanya indikasi bangunan tidak dikerjakan secara swakelola oleh kelompok Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A).
Dugaan itu disampaikan Lembaga Independen Pemerhati Pembangunan Sumut (LIPPSU) terkait banyaknya keluhan terhadap proyek bernilai Rp195 juta per titik ini. “Fakta di lapangan menunjukkan banyak pekerjaan justru dikuasai dan dikerjakan oleh pihak luar kelompok, sebuah praktik yang secara terang-terangan melanggar aturan Kementerian Pekerjaan Umum,” kata Direktur Eksekutif Azhari AM Sinik pada Rabu, 23 Oktober 2025.
Dia mengakui pihaknya telah mendeteksi adanya praktik pelanggaran hukum dalam pengerjaan proyek tersebut. Maka dari itu, LIPPSU mendesak aparat penegak hukum (APH) mengambil langkah serius. “Kami telah mendeteksi indikasi ini. Jika terbukti, pihak ketiga harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di depan hukum,” kata dia.
Azhari menilai praktik penyimpangan ini terjadi tak lepas dari lemahnya pengawasan dari Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera II (BBWSS II) dan Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM).
Selain di Madina, LIPPSU juga mengungkapkan hal serupa terjadi di Kabupaten Tapanuli Selatan yang berjumlah 10 titik. Lokasinya tersebar di berbagai kecamatan di Tapsel, seperti Sipirok, Angkola Timur, Angkola Selatan di Tapsel. Sementara di Madina tersebar di Panyabungan Utara, Siabu, Bukit Malintang, Panyabungan Barat, dan Lembah Sorik Marapi di Madina.
Tak hanya APH, mereka juga mendesak Inspektorat turun ke lokasi untuk investigasi serta mengecek kebenaran adanya pihak ketiga. “Kualitas pekerjaan banyak dikeluhkan. Material yang digunakan tidak sesuai spesifikasi, sehingga bangunan rawan rusak dalam waktu singkat,” tegas dia.
Sementara itu, isu yang beredar menyebutkan seorang perempuan berinisial F asal Panyabungan Utara yang “menguasai” proyek ini. Wanita ini disebut-sebut sebagai “toke” yang mengurus pembangunan irigasi di banyak desa di Madina.
Mengutip Warta Mandailing Online, pihak BBWS II Medan maupun TPM belum memberikan klarifikasi resmi. Senada dengan itu, perempuan berinisial F yang namanya masuk dalam catatan LIPPSU juga tak menjawab. (Roy Dz)


