Nasional

Sumut Masuk 4 Besar Provinsi dengan Jumlah Kemiskinan Tertinggi

Baswara Times, Jakarta – Provinsi Sumatera Utara (Sumut) masuk empat besar daerah dengan jumlah masyarakat miskin tertinggi di Indonesia. Hal ini Hal diketahui setelah BPS merilis Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2025.

Untuk diketahui, garis kemiskinan terdiri dari dua komponen, yaitu garis kemiskinan makanan (GKM) dan garis kemiskinan bukan makanan (GKBM).

GKM merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kkalori per kapita per hari. Paket komoditas kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditas (padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dll).

Sementara itu, GKBM adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan. Paket komoditas kebutuhan dasar bukan makanan diwakili oleh 51 jenis komoditas di perkotaan dan 47 jenis komoditas di perdesaan.

Berikut sepuluh provinsi dengan tingkat kemiskinan tertinggi pada Maret 2025 berdasarkan perhitungan BPS: Jumlah penduduk miskin berdasarkan provinsi:

  1. Jawa Timur: 3.875.880 orang
  2. Jawa Barat: 3.654.740 orang.
  3. Jawa Tengah: 3.366.690 orang.
  4. Sumatera Utara: 1.140.250 orang.
  5. Nusa Tenggara Timur (NTT): 1.088.780 orang.
  6. Sumatera Selatan: 919.600 orang.
  7. Lampung: 887.020 orang Banten: 772.780 orang.
  8. Aceh: 704.690 orang Sulawesi Selatan: 698.130 orang.

Sementara itu, berdasarkan persentase penduduk miskin berdasarkan provinsi:

  1. Papua Pegunungan: 30,03 persen
  2. Papua Tengah: 28,9 persen
  3. Papua Barat: 20,66 persen
  4. Papua Selatan: 19,71 persen
  5. Papua: 19,16 persen
  6. Nusa Tenggara Timur: 18,6 persen
  7. Papua Barat Daya: 17,95 persen
  8. Maluku: 15,38 persen
  9. Gorontalo: 13,24 persen
  10. Aceh: 12,33 persen.

Berdasarkan data yang sudah dirilis, BPS menjelaskan bahwa persentase penduduk miskin terbesar berada di wilayah Pulau Maluku dan Papua sebesar 18,90 persen.

Sementara itu, persentase penduduk miskin terendah berada di Pulau Kalimantan sebesar 5,15 persen. Meski begitu, sebagian besar penduduk miskin masih berada di Pulau Jawa (12,56 juta orang) dari segi jumlah, sedangkan jumlah penduduk miskin terendah berada di Pulau Kalimantan (0,89 juta orang).

BPS menjelaskan, tingkat kemiskinan pada Maret 2025 dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni: Ekonomi Indonesia Triwulan I-2025 masih tumbuh 4,87 persen (y-on-y) Pengeluaran konsumsi rumah tangga pada Triwulan 1-2025 mencapai Rp1.741,0 triliun, meningkat 2,21 persen dibanding Triwulan III-2024 dan 4,89 persen dibanding Triwulan I-2024 Nilai Tukar Petani (NTP) pada Februari 2025 sebesar 123,45 yang menunjukkan indeks harga yang diterima oleh petani lebih tinggi dibandingkan indeks harga yang dibayar oleh petani Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Februari 2025 turun dibandingkan Agustus 2024.

Penurunan lebih cepat pada wilayah perdesaan Jumlah setengah pengangguran di Perkotaan pada Februari 2025 meningkat 0,46 juta jiwa dibandingkan Agustus 2024 Proporsi pekerja informal pada Februari 2025 sebesar 59,40 persen Perkembangan harga berbagai komoditas pada Februari 2025 dibandingkan Maret 2024 menunjukkan pola yang bervariasi.

Beberapa komoditas pangan mengalami kenaikan harga, antara lain minyak goreng, cabai rawit, dan bawang putih. Sementara itu, komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain beras, daging ayam ras, dan bawang merah Diskon tarif listrik sebesar 50 persen yang masih berlaku pada Februari 2025 turut memberikan andil terhadap terjadinya deflasi. (Sumber)