Suyono dan Inovasi Pupuk Organik
Baswara Times, Labuhanbatu – Matanya berkaca-kaca saat menyampaikan visi yang hendak dia capai. H. Suyono tak bisa menutupi rasa sedih dan pahit yang dialami petani sawit demi bertahan hidup. Pupuk yang mahal tak sebanding dengan hasil panen. Beruntung memang, tapi tak sesuai harapan. Dia melihat itu secara langsung dan telah berlaku cukup lama.
Petani, kata Suyono, tak punya uang cukup untuk terus menambah luas lahan, terlebih harga tanah dari tahun ke tahun semakin tinggi. Kegelisahan itu yang membuat pria dengan empat anak ini berpikir dan terus mengamati pertumbuhan sawit yang dia miliki. Dari situ, dia berhasil meramu pupuk organik yang ternyata mampu meningkatkan hasil panen. Tak hanya itu, dia pun berani mencoba membuat pola tanam 5×6 meter sehingga lebih banyak bibit tertanam dalam satu hektare lahan.
Pria dengan penampilan sederhana ini memulai kisahnya pada 2004 silam. Dia berhasil menciptakan pupuk dengan mengedepankan mikro-organisme. Empat tahun kemudian atau 2008 izin untuk usaha pupuknya terbit. Perlahan, tapi pasti pendapatan Suyono dari kebun sawitnya naik signifikan. Dengan lahan satu hektare, dia berhasil meraih pendapatan hampir tiga kali lipat dari lahan biasa.
Penemuannya itu memang terbilang antitesis dari pola perkebunan yang kerap dipakai perusahaan. Pun bertolak belakang dengan teori-teori yang diajarkan di dunia pendidikan. Salah satunya adalah jarak tanam 5×6 meter. Dengan sistem ini dia bisa menanam satu hektare lahan sampai 330 batang sawit jauh beda dengan kebun pada umumnya yang hanya memuat 130-140 batang. Dia juga menerapkan seratus persen tanpa kimia sejak pembibitan sampai panen.
“Pupuk kimia itu memaksa bibit tumbuh lebih cepat dan itu tidak alamiah. Pupuk kimia juga tidak memungkinkan tanah unsur hara dalam tanah bertahan lebih lama sehingga perlu re-planting, tapi dengan pupuk organik sawit bisa terus produksi dalam waktu yang lebih lama,” kata Suyono kepada rombongan Bupati Mandailing Natal H. Saipullah Nasution yang sengaja datang studi banding ke Labuhanbatu pada Minggu, 27 Juli 2025.
Pendiri PT Basimbah Tani Syahdilata inu mengajak rombongan orang nomor satu di Pemkab Madina itu meninjau sejumlah hamparan kebun miliknya. Dalam banyak kesempatan, Suyono memaparkan kelebihan-kelebihan metode yang dia pakai dan pupuk yang dia ciptakan. Tak hanya pupuk, Suyono juga melahirkan bibit sawit unggul yang bisa berbuah pada usia satu tahun empat bulan tanpa terlebih dahulu berbuah pasir seperti sawit pada umumnya.
Bupati Madina pun tak menutup kekagumannya dengan langkah Suyono dalam berkebun sawit. Itu pula yang membuat dia membawa sejumlah pejabat berkunjung langsung ke Labuhanbatu. Kelak, ketika pemerintah pusat telah mencanangkan program penanaman 2,5 juta hektare sawit, dia ingin pemerintahnya telah siap dengan sistem yang jauh lebih baik demi peningkatan ekonomi masyarakat.
“Ini adalah program yang sengaja saya inisiasi membawa sekda dan beberapa kepala OPD melakukan studi banding sekaligus rencana kegiatan untuk berkebun sawit di Madina. Pengalaman teman-teman yang punya sawit ini sesuatu yang tidak mungkin, tapi Pak Yono membalik semua teori itu,” kata dia usai meninjau hamparan kebun keempat pada Minggu, 27 Juli 2025.
Saipullah yang mengaku telah melihat secara langsung bibit yang dikembangkan Suyono berbuah pada umur satu tahun empat bulan. Saat dia berkunjung ke tempat itu pada Januari 2024, lahan itu masih dipenuhi semangka. Kini, ratusan sawit telah tumbuh dan berbuah.
Dia pun tak menampik kalau metode Suyono ini akan diterapkan di Bumi Gordang Sambilan. Saipullah ingin petani di daerahnya ketularan sukses seperti yang Suyono raih. Apalagi pupuk tersebut bisa digunakan untuk sawit yang telah tumbuh maupun produksi meskipun bibitnya bukan dari Suyono. Pensiunan amtenar di Kementerian Keuangan ini menambahkan, bahan utama pupuk yang dikembangkan pria yang memiliki dua putri itu banyak tersebar di Madina.
Dia membingungkan harapan dengan bantuan Suyono petani sawit di Madina bisa naik taraf hidup dan ekonominya. Ketika itu terjadi, dia berkeyakinan target pertumbuhan ekonomi delapan persen pada 2030 tercapai. (Roy Dz)