Budaya

Acara Pesona Mandailing Momentum Menggalakkan Pagelaran Budaya

Baswara Times, Panyabungan – Acara  Pesona Mandailing dalam Gerak dan Irama inisiasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Mandailing Natal (Madina) dalam rangka memeriahkan HUT ke-80 Republik Indonesia adalah momentum menggalakkan pagelaran budaya.

Hal itu disampaikan Bupati Saipullah Nasution saat menghadiri acara yang berlangsung di pelataran Pasar Baru Panyabungan itu pada Kamis, 14 Agustus 2025. Menurut dia, even seperti ini harus dilaksanakan setiap dua atau tiga bulan sekali.

“Apresiasi yang tinggi kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) yang telah menginisiasi acara yang baik ini. Terima kasih kepada panitia dan semua jajaran,” kata dia.

Saipullah menilai di tengah kuatnya arus informasi dan perkembangan teknologi dengan segala dampaknya, penguatan adat budaya bisa menjadi benteng dari pengaruh buruk global. Terlebih, adat Mandailing begitu mengendepankan religiusitas dan adab.

Untuk penguatan adat budaya ini dibutuhkan keterlibatan semua elemen masyarakat. Pemkab Madina, sebut Saipullah, akan mengembalikan mata pelajaran muatan lokal berbasis budaya daerah di sekolah-sekolah. Dia juga memerintahkan memerintahkan Disdikbud untuk aktif menggali budaya yang telah hilang atau punah.

Kurangnya perhatian terhadap penguatan dan pelestarian adat budaya selama ini berdampak pada lemahnya daya saing di tingkat nasional. Akibatnya, jarang sekali budaya Bumi Gordang Sambilan ditampilkan dalam even nasional. Padahal, saat pernikahan Bobby Nasution dengan Kahiyang Ayu, kekayaan budaya Mandailing menjadi sorotan dunia.

Adat budaya Mandailing, lanjut bekas kepala Kantor Wilayah Bea Cukai Jawa Barat, sudah melekat dan menjadi identitas bagi setiap keturunan suku ini. Namun, sekarang banyak dari budaya itu yang hilang ditelan zaman. Maka, perlu penguatan dan pelestarian sehingga generasi sekarang kembali bisa memahami identitasnya.

Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Liliana Lubis melaporkan tujuan Pesona Mandailing dalam Gerak dan Irama selain memeriahkan Hari Kemerdekaan juga upaya menumbuhkan rasa cinta dan bangga terhadap budaya Madina. “Pun, sebagai ajang kreativitas anak sekolah dan naposo nauli bulung,” kata dia.

Kabid Liliana menjelaskan Pesona Mandailing dalam Gerak dan Irama berlangsung selama dua hari, Rabu-Kamis (13-14 Agustus) dengan tiga agenda utama, yakni lomba tari kreasi daerah Madina, Gordang Sambilan, dan pentas seni anak sekolah dan pelajar. (Roy Dz)