Oplus_131072
Madina

Tes IVA di Desa Widodaren Capai 80 Persen, Ini Trik Jitu Ketua TP PKK-nya

​Baswara Times, Sinunukan – Tes IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) yang bertujuan mendeteksi dini kanker serviks (kanker leher rahim) di Desa Widodaren, Kecamatan Sinunukan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) telah mencapai angka 80 persen dari target yang ditentukan. Ini pun menjadi salah satu desa dengan capaian tinggi.

​Hal itu disampaikan Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Desa Widodaren Anche R. Marischa saat ekspose Evaluasi Pelaksana Tertib Administrasi di desa tersebut pada Kamis, 17 Oktober 2025. Desa ini sedang berjuang untuk lolos tiga besar di tingkat provinsi dalam lomba TP PKK Sumatera Utara (Sumut) tahun 2025.

​Capaian ini tak lepas dari trik jitu yang diambil Anche. Perempuan kelahiran Palembang itu membagikan sembako, salah satunya minyak goreng ukuran satu liter, bagi masyarakat yang ikut serta dalam tes tersebut. Langkah ini ternyata manjur selaras dengan persentase capaian yang tinggi.

​Untuk diketahui, kanker payudara merupakan pembunuh nomor satu bagi perempuan di Indonesia. Sementara dalam skala global, penyakit ini ada di urutan dua.

​Di sisi lain, Anche mengakui TP PKK butuh dana operasional, terlebih dalam menjalankan program seperti pendataan masyarakat, gotong royong, dan sosialisasi. Terkait ini, dia mengaku telah membentuk beberapa kegiatan yang bertujuan menjadi pemasukan bagi anggota di desanya.

​”Kami membuat jempitan kas dan jempitan kemalangan. Kemudian, kami juga membuka kafe dan Brilink PKK Desa Widodaren. Dari yang sebelumnya tak punya kas, kini kami sudah punya kas sekitar Rp20 juta,” kata dia.

​Istri kepala desa ini mengungkapkan, awalnya dia bingung menjalankan organisasi itu. Namun, setelah belajar dan mencoba memahami program-program PKK, secara perlahan dia mulai mengerti. “Ternyata PKK ini bisa meningkatkan ekonomi keluarga,” ujar dia.

​Anche menambahkan, TP PKK Widodaren tak hanya fokus pada pelaksanaan tertib administrasi, tapi juga pada hal lain seperti koperasi, pengajian, ketahanan pangan, dan kesehatan. “Saat ini kami sedang mengurus badan hukum Koperasi PKK Widodaren,” sebut dia.

​Perempuan kelahiran 1987 itu memaparkan program PKK yang berjalan sesuai dengan masing-masing kelompok. Dasawisma Kenanga berhasil membangun jalan rabat beton, Dasawisma Melati mendirikan rumah baca quran.

​Kemudian, Dasawisma Anggrek menjalankan arisan dan gotong royong yang bertujuan menjaga keakraban sesama masyarakat. Sedangkan Dasawisma Dahlia melaksanakan senam bersama dua kali per pekan. “Usaha yang kami jalankan menjadi bukti bahwa PKK bisa menopang ekonomi keluarga,” tegas Anche.

​Meski demikian, dia mengaku TP PKK Desa Widodaren masih menghadapi beragam kendala seperti keterbatasan anggaran, kurangnya sosialisasi terhadap anggota terkait tugas dan fungsi, serta pelatihan administrasi yang belum memadai. (Roy Dz)